Aceh Utara (PN) | Masyarakat Kecamatan Langkahan khususnya masyarakat Desa Rumoh Rayeuk, Buket Linteng, Sereuke Dan Leubuk Pusaka mengeluh dengan tingginya jembatan Langkahan.
Pasalnya jembatan itu sudah banyak menelan korban dan kecelakaan tunggal saat mendaki, jadi pemerintah di minta harus melakukan pembangunan lanjutan jembata tersebut, Hal itu di katakan oleh Keuchik Buket Linteung, Mansur kepada media ini, Jum’at (9/9/2022).
Keuchik Mansur Sapaan akrab Keuchik Buket Linteng menyebutkan, sepengatahuan dirinya, jembatan langkahan di bangun pada tahun 2016 serta tahun 2017 silam dan setelah dibangun oleh rekanan diduga jembatan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat.
” Setelah dibangun, jembatan itu sangat tinggi, susah di lintasi oleh masyarakat yang mengendarai roda dua dan roda empat, apalagi saat mendaki dan saat turun masyarakat harus berhati-hati,” Kata Keuchik Mansur yang didampingi oleh beberapa tokoh masyarakat Langkahan.
Keuchik Mansur juga menyampaikan, sebenarnya setelah di bangun jembatan tersebut banyak keluhan yang dirasakan oleh pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas karena jembatan-jembatannya yang terlalu tinggi.
” Baru-baru ini ada mobil pengangkut hasil kebun warga yang terbalik kedalam jurang akibat saat mendaki terlalu tinggi dan mobil terbalik kedalam jurang di jembatan ini sudah tiga kali ” Ujar Keuchik Mansur.
Keuchik Mansur juga menyatakan, di jembatan itu, timbunan dengan bibir jembatan juga terlalu rendah sehingga banyak mobil yang mengakut hasil kebun warga saat mendaki setiba di situ mengalami kerusakan seperti patah ass.
” Kita melihat jembatan ini belum sampai 5 tahun sudah banyak kerusakan seperti tiang penyangga sayap kanan dan sayap kiri sudah hancur begitu juga dengan abutmen jembatan sudah retak,” Ungkap Keuchik Mansur.
Dikatakan Keuchik Mansur, jembatan yang di bangun di perbatasan desanya dengan Desa Rumoh Rayeuk kenapa tidak ada yang usut satupun setelah selesai di bangun, jika seperti ini di bangun kan sia-sia.
” Menurut saya, jembatan ini paling lama bertahan sekitar dua tahun lagi, setelah itu sudah hancur dan harapan kami masyarakat agar pemerintah untuk merehab jembatan ini serta dilakukan pengaspalan saat mendaki dan saat turun jembatan agar masyarakat lebih leluasa melintas,” Harap Keuchik Mansur.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Aceh Utara, Edi Anwar, ST melalui Kabid Bina Marga, Dr. Muhammad, ST., MT. Menyebutkan terkait pembangunan jembatan pada ruas Rumoh Rayeuk, Buket Linteng dan Sereuke Langkahan di lakukan pembangunan oleh pemerintahan Aceh dibawah dinas PUPR Aceh.
” Jembatan Langkahan itu dibangun pada tahun 2016 tahap pertama, setelah itu ada lanjutannya di tahun 2017 juga di bawah dinas PUPR Aceh dan menurut pantau kita dilapangan, pembangunan jembatan Langkahan belum seratus persen fungsional karena ada beberapa pekerjaan lagi, misalnya talud serta oprit jembatan belum selesai dikerjakan ” Kata Muhammad.
Menurut Muhammad, jembatan langkahan tersebut dibangun terlalu tinggi, jadi oprit jembatan itu perlu di sempurnakan dengan cara pengecoran dan pengaspalan.
Dalam hal jembatan ini, jelas Muhammad, pada tanggal 17 Februari tahun 2021 ada surat dari Gubernur Aceh kepada pemerintah Kabupaten Aceh Utara, dalam isi surat tersebut menyampaikan data infrastruktur terbengkalai kepada pemerintah Aceh Utara supaya ada jembatan yang terbengkalai dan mangkrak suruh kirim data ke provinsi.
” Nah, terkait infrastruktur terbengkalai harus didata kembali dan pada tanggal 4 Maret pemerintah Aceh Utara menyampaikan data infrastruktur, termasuk jembatan Langkahan dan ada beberapa jembatan lainnya ” Jelas Muhammad.
Muhammad juga menyebutkan, selain jembatan Langkahan, ada juga jembatan yang mangkrak, seperti jembatan Krueng Kreh dan jembatan Krueng Kreh sudah ada anggaran pada tahun 2023 nanti, terus pada tanggal 23 Februari 2021 sekretariat Aceh melalui biro administrasi pembangunan Aceh mengirim surat kepada pemerintah Aceh Utara untuk mendampingi mereka untuk mendata kembali kelapangan sampai tanggal 26 Maret 2021.
” Sekitar bulan Mei, kita ada melakukan musrembang provinsi di Bappeda Aceh dan kita mengusulkan kembali lanjutan pembangunan jembatan tersebut, pada saat itu sudah ada kesepakatan dimana pada tahun ini (2022) dilakukan lanjutan pembangunan yang bersumber dari anggaran dana migas kabupaten/kota dengan anggaran lebih kurang Rp. 1.234.000.000,.- ” Ujar Muhammad.
Dikatakan Muhammad, informasi terakhir kami menghubungi Bapeda Aceh bahwa dana migas pada tahun 2022 ditiadakan dan pemerintah Aceh Utara akan mengusulkan kembali kepada pemerintah Aceh kelanjutan pembangunan jembatan langkahan sampai selesai.
” Kita harapkan kepada masyarakat langkahan agar dapat bersabar, mudah-mudahan ada solusinya untuk lanjutan pembangunan jembatan Langkahan ini,” Pungkas Muhammad.