Gara-Gara Judol, Nyawa Jadi Taruhan

- Penulis

Jumat, 5 September 2025 - 17:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasus pembunuhan tragis di Aceh Timur yang menimpa seorang kurir paket bernama Bustamam (26) menjadi tamparan keras bagi kita semua. Bagaimana mungkin seorang rekan kerja yang dikenal sehari-hari justru tega menghabisi nyawa sahabatnya sendiri hanya karena terlilit judi online (judol)?

Tragedi ini menegaskan bahwa judol bukan sekadar permainan, melainkan candu yang sanggup merusak akal sehat, menyingkirkan rasa kemanusiaan, bahkan menjerumuskan pada kejahatan paling keji.

RA, pelaku pembunuhan, mengaku nekat menusuk korban karena uang setoran COD miliknya habis untuk bermain judi. Uang tiga juta rupiah, yang bagi sebagian orang mungkin terlihat kecil, ternyata lebih berharga baginya dibanding nyawa manusia.

Inilah wajah nyata dari judol, menghancurkan mental, merusak hubungan sosial, menjerat ekonomi, hingga merampas nyawa. Kita terlalu sering mendengar kasus orang nekat mencuri, menjual barang berharga, bahkan menggadaikan masa depan anak hanya untuk mempertahankan kecanduan judi online. Kini, korban tak lagi sekadar harta benda, tapi nyawa manusia ikut jadi taruhannya.

Negara dan aparat memang sudah bergerak, menangkap pelaku, memutus jaringan, dan menutup akses situs judi online. Namun, apakah itu cukup? Selama masih ada ruang toleransi di masyarakat yang menganggap judol hanya sekadar hiburan maka korban-korban baru akan terus bermunculan.

Kita perlu melihat kasus Aceh Timur ini sebagai alarm darurat. Bahwa perang melawan judol bukan hanya tugas polisi atau pemerintah, tapi juga tanggung jawab keluarga, tokoh masyarakat, hingga setiap individu. Edukasi tentang bahaya judol harus ditanamkan sedini mungkin, pengawasan harus lebih ketat, dan penegakan hukum tidak boleh setengah hati.

Bustamam tidak meninggal karena musuhnya, tetapi karena sahabatnya yang kalah dalam pertempuran melawan candu. Dan selama kita abai terhadap bahaya judol, tragedi serupa bisa saja terulang, entah di mana, entah dengan siapa.

Penulis : Bulkhaini MH (Putra Seunuddon Dan Pendiri Media Online Pelitanasional) 

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Opini Redaksi Investasi Rp21 Triliun di Aceh: Momentum atau Ulang Sejarah Kelam?
Sekolah Rakyat, Program Bercitra Rasa Reformasi
Aceh Selatan dan Warisan Bom Waktu untuk Bupati Baru
Whoosh, Dari Rel ke Jerat Hutang
Politik dan Tamu Tak Diundang
OTT Ebenezer, Momentum Prabowo Perkuat Wibawa dan Bersihkan Kabinet
Indonesia dalam Keadaan Darurat Teror
Jokowi, dari Outsider hingga Trouble Maker

Berita Terkait

Jumat, 5 September 2025 - 17:12 WIB

Gara-Gara Judol, Nyawa Jadi Taruhan

Kamis, 28 Agustus 2025 - 01:00 WIB

Opini Redaksi Investasi Rp21 Triliun di Aceh: Momentum atau Ulang Sejarah Kelam?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 19:03 WIB

Sekolah Rakyat, Program Bercitra Rasa Reformasi

Minggu, 24 Agustus 2025 - 11:19 WIB

Aceh Selatan dan Warisan Bom Waktu untuk Bupati Baru

Minggu, 24 Agustus 2025 - 09:16 WIB

Whoosh, Dari Rel ke Jerat Hutang

Berita Terbaru

Berita

DPRK Aceh Utara Tutup Masa Persidangan III Tahun 2025

Senin, 20 Okt 2025 - 20:56 WIB

Headline

DPRK Aceh Utara Sampaikan Laporan KUA-PPAS APBK 2026

Senin, 20 Okt 2025 - 20:47 WIB