Potensi Kopi Dunia, Jalan Neraka: Potret Abainya Negara terhadap Pantan Antara

- Penulis

Senin, 15 September 2025 - 21:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PELITANASIONAL| BENER MERIAH –Ratusan petani kopi di Pantan Antara harus menghadapi tantangan ganda: harga jual kopi yang rendah dan risiko mengangkut panen melewati jalan rusak yang dikenal warga sebagai “Tanjakan Neraka.”

Tokoh masyarakat Sahudin menceritakan, setiap musim panen menjadi saat paling menegangkan bagi warga. “Harga kopi gelondong dan gabah sering lebih rendah dibanding daerah lain. Jalan rusak membuat biaya dan risiko transportasi semakin tinggi,” ujarnya, Senin (15/9/2025).

Kondisi jalan yang parah membuat pengangkutan hasil panen menjadi petualangan berbahaya. “Sudah banyak yang jatuh dan terluka. Saat musim hujan, risiko semakin tinggi,” lanjut Sahudin. Jalur ini bahkan disebut warga sebagai momok karena sulitnya dilalui kendaraan dan tenaga manusia.

Masalah harga kopi yang ditekan tidak bisa dilepaskan dari kondisi infrastruktur dan sengketa tapal batas antara Aceh Utara dan Bener Meriah. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 126 Tahun 2022, Pantan Antara resmi masuk Kecamatan Nisam, Aceh Utara. Sejak itu, warga menilai perhatian pembangunan di kawasan ini berkurang drastis.

Menjelang panen raya, warga akhirnya mengambil langkah sendiri. Mereka bergotong royong memperbaiki jalan secara swadaya, mengumpulkan dana, dan mengerahkan tenaga demi memastikan hasil panen bisa sampai pasar. “Kami sudah sering mengusulkan pembangunan jalan, tapi tak ada tindak lanjut. Akhirnya, masyarakat harus bergerak sendiri,” ungkap Sahudin.

Sahudin menekankan, Pantan Antara memiliki potensi produksi kopi yang besar. Namun, harga yang ditekan akibat akses jalan sulit berdampak langsung pada pendapatan petani. Banyak warga merasa perjuangan mereka sia-sia jika kondisi jalan tidak segera diperbaiki.

“Setiap tahun kami menanam dan memanen kopi dengan harapan bisa meningkatkan ekonomi keluarga, tapi harga yang terus rendah membuat usaha ini semakin berat. Kami berharap pemerintah pusat mendengar keluhan kami, supaya harga kopi tidak terus tertekan karena jalan yang rusak,” pungkas Sahudin.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Aceh Utara Usulkan PPPK Paruh Waktu untuk 2.323 Honorer yang Gagal CPNS
Kapolda Aceh Tinjau SPPG, Pastikan Dukungan Penuh Asta Cita Presiden
OJK Terbitkan Aturan Baru Permudah Akses Pembiayaan UMKM
Sekda Aceh Minta Bank Aceh Lebih Kontributif, Bukan Hanya Main Aman
Distanpan Aceh Utara: Cuaca Ekstrem dan Tingginya Permintaan Picu Lonjakan Harga Cabai
Harga Cabai Merah di Panton Labu Tembus Rp85 Ribu per Kilogram
Mualem Sambangi Menkop, Tawarkan Sinergi Strategis Perkuat Ekonomi Rakyat
Polda Sumut Bekuk Dua Warga Aceh, Sita 5 Kg Sabu di Deliserdang

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 23:08 WIB

Aceh Utara Usulkan PPPK Paruh Waktu untuk 2.323 Honorer yang Gagal CPNS

Senin, 15 September 2025 - 21:26 WIB

Potensi Kopi Dunia, Jalan Neraka: Potret Abainya Negara terhadap Pantan Antara

Senin, 15 September 2025 - 15:21 WIB

Kapolda Aceh Tinjau SPPG, Pastikan Dukungan Penuh Asta Cita Presiden

Senin, 15 September 2025 - 15:08 WIB

OJK Terbitkan Aturan Baru Permudah Akses Pembiayaan UMKM

Senin, 15 September 2025 - 14:21 WIB

Sekda Aceh Minta Bank Aceh Lebih Kontributif, Bukan Hanya Main Aman

Berita Terbaru