PELITANASIONAL | BANDA ACEH – Kebijakan PT Pembangunan Aceh (PEMA) kembali menuai sorotan tajam. Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) melancarkan kritik keras setelah beredar informasi bahwa sebagian dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan plat merah itu justru dialokasikan ke luar daerah.
Ketua SAPA, Fauzan Adami, menilai jika kabar tersebut benar adanya, maka langkah PT PEMA bukan hanya keliru, tetapi juga bisa disebut sebagai pengkhianatan terhadap amanah rakyat Aceh.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), kata Fauzan, PEMA semestinya berdiri di garda depan untuk menggerakkan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
“Kalau benar dana CSR disalurkan ke luar Aceh, ini tidak bisa ditoleransi. PT PEMA seharusnya memberi teladan dalam pengelolaan CSR, bukan justru melukai kepercayaan publik,” ujar Fauzan, Sabtu (6/9/2025).
Ia menekankan, tujuan CSR bukanlah sekadar formalitas, melainkan instrumen nyata untuk memperkuat ekonomi lokal, memberdayakan masyarakat, hingga mendukung program sosial di wilayah operasional perusahaan. Ironisnya, kata Fauzan, di saat Aceh masih berhadapan dengan persoalan klasik seperti tingginya angka kemiskinan, terbatasnya infrastruktur dasar, pendidikan yang tertinggal, dan layanan kesehatan yang timpang, justru ada dana CSR yang disebut-sebut mengalir keluar.
“Ini jelas bertentangan dengan semangat pembangunan daerah. CSR PEMA seharusnya hadir di tengah rakyat Aceh, bukan pergi mencari panggung di luar daerah,” tambahnya.
SAPA juga mendesak Pemerintah Aceh tidak tinggal diam. Evaluasi total, menurut Fauzan, wajib dilakukan untuk memastikan setiap rupiah CSR benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat Aceh.
“BUMD seperti PT PEMA lahir dari rakyat Aceh dan untuk rakyat Aceh. Jika kebijakan ini dibiarkan, sama saja pemerintah ikut melegitimasi pengkhianatan terhadap masyarakat,” pungkasnya.