PELITANASIONAL | LHOKSUKON – Riuh tabuhan Rapai Pase berpadu dengan aroma rempah yang menyeruak dari tungku-tungku masakan. Begitulah suasana yang mewarnai peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, ketika seni tradisi dan kuliner khas pesisir dipertemukan dalam satu panggung perayaan.
Di tepian Pantai Kuala Laga Batang, Desa Matang Puntong, masyarakat dari tiga kemukiman—Seunuddon, Pante, dan Piadah berkumpul bukan sekadar untuk merayakan hari kemerdekaan, tetapi juga untuk merayakan jati diri mereka.
Bagi masyarakat Seunuddon, Kuah Lada bukan hanya hidangan. Ia adalah cerita panjang tentang kehidupan pesisir. Sejak ratusan tahun lalu, kuah pedas berbahan dasar ikan laut itu menjadi teman setia nelayan setelah pulang dari melaut. Pedasnya lada dan hangatnya kuah bukan sekadar penggugah selera, melainkan juga penghangat tubuh yang lelah diterpa angin laut.

Foto : Rapai Pasee dalam memeriahkan HUT RI Ke-80 Di Kecamatan Seunuddon
Kini, melalui lomba memasak Kuah Lada, warisan nenek moyang itu kembali hadir dengan penuh kebanggaan. Tiga kemukiman menampilkan racikan terbaik mereka, tetap setia pada resep tradisi namun memberi sentuhan khas masing-masing. Dari tungku ke tungku, aroma rempah berpadu dengan semangat persaingan yang hangat.
Hasilnya, Kemukiman Seunuddon keluar sebagai juara pertama, disusul Kemukiman Pante di posisi kedua, dan Kemukiman Piadah sebagai juara ketiga.
Tak hanya lidah yang dimanjakan, telinga dan hati warga juga digugah oleh hentakan Rapai Pase. Irama tradisional ini bukan sekadar hiburan, tetapi simbol kebersamaan dan kekuatan Aceh yang senantiasa melekat dalam setiap perayaan besar. Anak-anak, remaja, hingga orang tua larut dalam suasana, seolah ritme rapai menyatukan semangat kemerdekaan dengan denyut kehidupan sehari-hari.
Camat Seunuddon, Ismohar, SSTP, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan HUT RI tahun ini dapat terselenggara berkat kerja sama Muspika Plus, para imum mukim, keuchik, tokoh masyarakat, hingga pemuda.
Lebih dari sekadar perayaan, Ismohar menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk pelestarian budaya.
“Kuah Lada adalah warisan leluhur kita di pesisir Seunuddon. Melalui lomba ini, kita ingin generasi muda tetap mengenal dan mencintai kuliner khas daerahnya,” ujarnya.
Perayaan HUT RI ke-80 di Seunuddon ditutup dengan berbagai perlombaan rakyat, seperti jalan santai, dan perlombaan lainnya dan orang dewasa ikut menyemarakkan dengan semangat kebersamaan.
Di antara tawa, tabuhan rapai, dan hangatnya kuah lada, masyarakat Seunuddon menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan hanya dikenang, tetapi dirayakan dengan cara mereka sendiri mengangkat tradisi lokal, mempererat persaudaraan, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan Indatu. []