PELITANASIONAL | JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mengingatkan perguruan tinggi agar tidak hanya menjadi pabrik gelar yang melahirkan lulusan tanpa arah.
Menurutnya, kampus harus menjadi mesin penggerak manajemen talenta nasional, terutama untuk mencetak aparatur sipil negara (ASN) yang benar-benar berkualitas.
Pesan itu disampaikan Rini saat menjadi keynote speaker dalam Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru Program Doktor dan Magister Universitas Brawijaya Kampus Jakarta, Sabtu (23/8). Ia menegaskan, inti manajemen talenta adalah menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, bukan sekadar memenuhi struktur birokrasi.
“Perguruan tinggi jangan berpuas diri dengan akreditasi dan seremoni akademik. Tugasnya adalah menyiapkan SDM berbasis riset, evidence, dan kompetensi nyata yang bisa menjawab kebutuhan birokrasi modern,” tegas Rini.
Indonesia kini berada di puncak bonus demografi, dengan 68 persen penduduk usia produktif. Namun, peluang emas itu bisa berubah jadi bencana jika perguruan tinggi gagal melahirkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan bangsa. Rini menekankan konsep mobilitas talenta untuk menempatkan ASN terbaik sesuai prioritas nasional.
Ia juga menyindir praktik lama pengelolaan ASN yang masih sarat kepentingan. “Manajemen talenta bukan sekadar strategi, tapi komitmen membangun birokrasi profesional dan berkelas dunia. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam membangun peradaban baru Indonesia,” katanya.
Pesan Rini menjadi peringatan keras: bila kampus hanya sibuk mencetak gelar tanpa kualitas, maka perguruan tinggi tidak lebih dari menara gading yang rapuh—sementara negara kehilangan momentum emasnya.
