Jakarta, Pelita Nasiona – Immanuel Ebenezer alias Noel kini berubah menjadi simbol pengkhianatan moral. Dari dulu mengaku pejuang antikorupsi, berteriak lantang agar koruptor dihukum mati, Noel kini justru tampil sebagai tersangka korupsi yang merengek minta amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.
Anggota Komisi III DPR Fraksi PKB, Abdullah, tak menahan sindirannya. Menurutnya, langkah Noel bukan hanya cengeng, tapi juga mempermalukan Presiden. “Dulu Noel teriak keras koruptor harus dihukum mati. Sekarang dia sendiri yang minta dikasihani. Itu mempermalukan Presiden dan merusak semangat antikorupsi,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).
Noel ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan pemerasan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Belasan orang ikut diamankan. Namun alih-alih menghadapi proses hukum dengan ksatria, Noel justru menjerit mencari pintu belakang melalui permintaan amnesti.
Presiden Prabowo sejatinya sudah bersikap tegas: memecat Noel dan mendukung KPK menuntaskan kasus ini. Tetapi langkah Noel yang masih berani membawa-bawa nama Presiden jelas menjadi beban dan noda di lingkar kekuasaan.
Bagi rakyat, Noel hanyalah pahlawan gadungan. Suaranya lantang di podium, tetapi rapuh di hadapan hukum. Dari simbol perlawanan antikorupsi, ia menjelma menjadi luka di istana — sebuah pengkhianatan yang sulit dimaafkan.