GerPALA: Penundaan RSUD-YA Sama dengan Menunda Keselamatan Manusia

- Penulis

Jumat, 19 September 2025 - 10:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PELITANASIONAL | TAPAKTUAN – Gerakan Pemuda Negeri Pala (GerPALA) melontarkan kritik keras terhadap Pemerintah Aceh usai pembatalan tender lanjutan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away (RSUD-YA) Tapaktuan dengan pagu anggaran Rp15,9 miliar.

Keputusan tersebut dinilai mencederai akal sehat publik sekaligus menunjukkan lemahnya tata kelola anggaran di bawah kendali Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA).

Koordinator GerPALA, Fadhli Irman, menilai alasan pembatalan tender yang dituliskan dalam pengumuman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

“sisa waktu efektif tidak mencukupi, sebagai dalih lemah. APBA sudah disahkan sejak awal, RUP bisa disusun sejak Januari. Kalau baru di bulan September sadar waktu tidak cukup, itu bukan masalah teknis, tapi kelalaian fatal. Yang dirugikan bukan birokrasi, melainkan rakyat yang kehilangan hak atas layanan kesehatan,” tegas Fadhli, Jum’at (19/9/2025).

Ia menekankan, RSUD-YA bukan rumah sakit kabupaten biasa, melainkan rumah sakit rujukan regional untuk kawasan Barat-Selatan Aceh. Penundaan pembangunan, kata dia, berarti pasien dari Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, hingga Subulussalam harus menempuh perjalanan ratusan kilometer ke Banda Aceh.

“Setiap jarak tambahan adalah risiko tambahan. Keterlambatan pembangunan sama saja dengan menunda keselamatan manusia,” ujarnya.

Fadhli mengingatkan, aturan dalam Perpres Nomor 46 Tahun 2025 maupun Permendagri Nomor 15 Tahun 2023 secara jelas mewajibkan proses pengadaan berjalan transparan, dengan tanggung jawab penuh pada pejabat pengguna anggaran.

“Fakta bahwa tender senilai miliaran rupiah dibatalkan tanpa penjelasan substantif hanya menunjukkan rapuhnya akuntabilitas Pemerintah Aceh,” katanya.

Lebih jauh, GerPALA bahkan mengaitkan keputusan ini dengan potensi praktik tak sehat dalam pengadaan.

“Dalam literatur tata kelola pengadaan, fenomena pembatalan tanpa alasan kuat kerap terkait indikasi bid rigging atau pengaturan pemenang. Ini memperkuat dugaan ada sesuatu yang hendak ditutup-tutupi,” ujar Fadhli.

Ia juga menegaskan, dampak keterlambatan pembangunan fasilitas kesehatan jauh lebih mahal dibanding nilai proyek. Keluarga pasien menanggung beban biaya tambahan, angka kematian meningkat, dan pelayanan publik terganggu.

“Inilah biaya nyata yang harus ditanggung rakyat akibat buruknya manajemen Pemerintah Aceh,” katanya.

GerPALA menuntut Pemerintah Aceh, khususnya Sekda, membuka seluruh dokumen terkait pembatalan tender, mulai dari RUP, RKS, HPS hingga berita acara evaluasi. Mereka juga meminta Inspektorat dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) melakukan audit investigatif, serta aparat penegak hukum menindak tegas bila ditemukan maladministrasi maupun indikasi persekongkolan.

“Sekda Aceh tidak bisa lagi bersembunyi di balik alasan administratif. Jangan anak-tirikan wilayah Barat-Selatan, termasuk Aceh Selatan, hanya karena buruknya manajemen anggaran. Layanan kesehatan adalah hak dasar rakyat, bukan komoditas politik,” tegas Fadhli.

GerPALA juga mendesak Gubernur Aceh, Mualem, untuk tidak berdiam diri. Mereka menyinggung sikap Pemerintah Aceh yang seakan hanya mengingat suara rakyat Barat-Selatan saat Pilkada, namun mengabaikan kebutuhan vital masyarakat setelah berkuasa.

“Jika memang tak berniat membangun maksimal wilayah Barat-Selatan, lebih baik masukkan saja dalam revisi UUPA terkait pemekaran Barsela. Jangan biarkan rakyat terus menerus dianaktirikan,” pungkasnya

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bupati Aceh Selatan Serahkan Bantuan untuk Pasien Bocor Jantung
294 Tenaga Pendidik Aceh Utara Donor Darah
Kapolda Aceh Tinjau SPPG, Pastikan Dukungan Penuh Asta Cita Presiden
BKKBN Aceh Gelar Pekan Edukasi Genting 2025: Wujudkan Keluarga Sejahtera dengan Integritas
Presiden Tinjau Warga Terdampak Banjir di Bali: Menyapa, Mendengar, dan Memberi Harapan
Kemenkes Ajak Masyarakat Dukung Ibu Menyusui
Menteri Agama Nasaruddin Umar Jenguk Korban Kebakaran Gedung DPRD Makassar di RS Grestelina
Air Mata Keluarga Iringi Kedatangan Presiden Prabowo di Rumah Duka Affan Kurniawan

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 10:25 WIB

Bupati Aceh Selatan Serahkan Bantuan untuk Pasien Bocor Jantung

Jumat, 19 September 2025 - 10:15 WIB

GerPALA: Penundaan RSUD-YA Sama dengan Menunda Keselamatan Manusia

Rabu, 17 September 2025 - 10:16 WIB

294 Tenaga Pendidik Aceh Utara Donor Darah

Senin, 15 September 2025 - 15:21 WIB

Kapolda Aceh Tinjau SPPG, Pastikan Dukungan Penuh Asta Cita Presiden

Senin, 15 September 2025 - 13:21 WIB

BKKBN Aceh Gelar Pekan Edukasi Genting 2025: Wujudkan Keluarga Sejahtera dengan Integritas

Berita Terbaru

Kesehatan

Bupati Aceh Selatan Serahkan Bantuan untuk Pasien Bocor Jantung

Jumat, 19 Sep 2025 - 10:25 WIB