Listrik Aceh Masih Gelap, Janji 93% Hanya di Atas Kertas: Warga Tuding Menteri ESDM dan Dirut PLN Beri Data Palsu kepada Presiden

- Penulis

Kamis, 11 Desember 2025 - 00:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ACEH | PELITA NASIONAL Pemadaman listrik massal yang menghantam Aceh sejak banjir besar melanda wilayah Provinsi Aceh, 18 Kabupaten 5 Kota

Sejak banjir 26/12/2025, terus menyulut kemarahan publik. Di tengah penderitaan ribuan pengungsi, muncul sorotan keras terhadap Dirut PLN dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto didepan Rakyat Aceh dan dalam rapat dengan presiden bahwa 93 persen jaringan listrik Aceh akan kembali menyala pada hari Senin 8/12/2025.

Namun kenyataannya, hingga Senin malam dan Selasa, Rabu, kamis dini hari, sebagian besar wilayah masih gelap gulita. Warga menuding janji itu hanyalah laporan bodong di atas kertas yang tidak sesuai kondisi nyata di lapangan.

“Kami masih gelap. Anak makan di bawah tenda pakai pelita tempurung. Ini laporan apa? Presiden pun dibohongi. Rakyat pun dibohongi,” ujar seorang warga Jambo Aye yang menjadi pengungsi.

Aceh Gelap berhari-hari Anak-anak Makan di Tenda dengan Pelita Oli Bekas, Di banyak titik pengungsian, terutama di Aceh di hampir seluruh kabupaten kota kondisi warga makin memprihatinkan.

Listrik padam total berhari-hari Berjam-jam jaringan internet lelet dan lumpuh, sinyal telekomunikasi naik-turun, dan LPG maupun BBM menjadi langka. Tak ada penerangan. Tak ada listrik. Tak ada sinyal.

Bahkan untuk makan malam, para pengungsi terpaksa membuat pelita tempurung kelapa berisi oli bekas dari bengkel yang mereka temukan di sekitar lokasi banjir.

“Ini Aceh tahun 2025, bukan tahun 1925. Tapi kami hidup seperti zaman gelap,” keluh warga lain di posko pengungsian.

Pelita darurat itu menyala dengan asap pekat, berbau menyengat, namun menjadi satu-satunya cahaya bagi keluarga yang tinggal di bawah tenda bocor.

Kontras dengan Sumatera Utara Sama-sama Banjir, tapi Lampu Tetap Menyala, Kemarahan publik Aceh makin membara setelah banyak warga melihat bahwa Sumatera Utara juga mengalami banjir, namun listrik di sana tetap menyala.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa jaringan listrik Aceh begitu mudah lumpuh?

Mengapa sistemnya tidak punya cadangan atau relai pemulihan cepat?

Mengapa PLN Aceh tidak memiliki manajemen risiko selevel provinsi lain? Banyak warga menilai Aceh mendapatkan perlakuan “kelas dua” dalam penanganan infrastruktur negara.

SUTET Aceh Dinyatakan Aman, Tapi Warga Masih Gelap Ada Apa?

PLN Aceh sebelumnya menyebut bahwa jalur SUTET aman, dan sebagian besar gangguan berada pada jaringan distribusi. Namun pernyataan itu ditolak warga karena hingga Kamis malam, Lampu tidak menyala di rumah-rumah, Posko pengungsian tetap gelap, Puskesmas dan pos kesehatan masih memakai genset pinjaman, Banyak gardu di kawasan kering masih tidak dialiri

Warga mempertanyakan “Kalau aliran sudah masuk SUTET, kenapa tidak menyala di kampung-kampung? Listrik ini tersangkut di mana?”

Data 93% Disebut “Laporan Palsu”: Publik Tuding Menteri ESDM dan Dirut PLN Menipu Presiden

Sumber internal PLN yang dihubungi beberapa wartawan lokal menyebut bahwa angka 93% adalah angka simulasi, bukan angka riil. Artinya, angka tersebut dihitung berdasarkan potensi pemulihan, bukan kondisi sebenarnya di lapangan.

Tetapi angka itu sudah disampaikan ke Menteri ESDM, lalu dilaporkan kembali kepada Presiden. Hal ini memicu tudingan bahwa pejabat pusat telah, Dipasok data tidak valid, dan Menerima laporan kosmetik Tidak menerima fakta real yang dialami rakyat Aceh, Warga pun menyebut bahwa Presiden Prabowo dibohongi oleh bawahannya sendiri, dan ini dianggap sebagai pelecehan terhadap martabat publik Aceh yang sedang menjadi korban bencana.

Sorotan Tajam Kepada Bahlil Lahadalia, Di tengah kondisi ini, kemarahan publik juga diarahkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang dianggap gagal. Mengawasi PLN memastikan rantai energi di Aceh aman, Mengontrol kinerja Dirut PLN, Memberi informasi yang akurat kepada Presiden.

Sebagian warga bahkan menyeret isu lain bahwa Bahlil sedang sibuk dengan urusan politik dan bisnis energi, sehingga mengabaikan kondisi Aceh yang sedang tenggelam banjir dan gelap total.

“Kalau hanya pandai beri data indah ke presiden, semua orang bisa. Tapi kami rakyat yang menjerit. Mana tanggung jawabnya sebagai Menteri ESDM?”
Warga Jambo Aye

Publik Mendesak, Pecat Menteri ESDM dan Pecat Dirut PLN desakan keras muncul dari berbagai kelompok masyarakat:

1. Copot Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM Karena dianggap gagal menjaga keandalan energi di masa krisis dan memberi laporan yang tidak sesuai kondisi real.

2. Copot Dirut PLN
Yang dinilai tidak mampu mengelola krisis energi Aceh, tidak siap menghadapi banjir besar, dan memberikan gambaran situasi yang menyesatkan kepada menteri.

3. Evaluasi total PLN UID Aceh
Karena sistem yang terlalu mudah tumbang dan lamban pulih dibanding provinsi tetangga.–

Kehidupan di Pengungsian Tanpa Listrik, Tanpa Sinyal, Tanpa Gas Selain gelap gulita, banyak warga kesulitan memasak karena LPG langka dan mahal. Internet nyaris tidak bergerak. HP mati karena tidak bisa di-charge.

“Ini bukan sekadar listrik mati, ini negara mengabaikan rakyat,” ujar salah satu pengungsi.

Situasi di pengungsian sangat memprihatinkan Anak-anak makan di gelap, Lansia menggigil tanpa penerangan. Banyak ibu memanaskan makanan dengan api darurat karena LPG habis, Pelita oli bekas menimbulkan risiko kebakaran dan gangguan pernapasan

Warga Aceh Menuntut Transparansi Mana Bukti 93% Menyala? Hingga berita ini ditulis, warga masih menunggu:

Daftar wilayah mana yang sudah menyala, Lokasi yang masih padam, Peta gangguan, Bukti foto/video yang selaras dengan laporan resmi, Penjelasan teknis mengapa Aceh menjadi provinsi paling gelap di Sumatera, Tidak ada satu pun data tersebut dipublikasikan secara terbuka.

Bencana Bukan Hanya Banjir, Tapi Juga Banjir Kebohongan, Bagi rakyat Aceh, bencana ini bukan hanya soal air bah. Bukan hanya rumah tenggelam, Bukan hanya listrik padam. Tetapi juga bencana kepercayaan.

Ketika mereka berjuang hidup di tenda, menyalakan pelita tempurung, mencari sinyal di gelap, dan memasak tanpa gas, Pejabat di Jakarta justru menyampaikan angka yang tidak merefleksikan kenyataan.

Aceh gelap bukan hanya karena banjir Aceh gelap karena kejujuran pejabat ikut tenggelam.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DISDIKBUD DAN PGRI ACEH UTARA SERAHKAN BANTUAN KE RUMOH RAYEUK LANGKAHAN 
Bang Wan Toko Emas Papua Kembali Salurkan Bantuan ke Pengungsi Banjir di Bireun
Kampung Suka Aceh Tamiang Hancur Akibat Bencana, Warga Butuh Bantuan Darurat
Dirjen Perumahan RI dan Kadis Perkim Aceh Utara Nyaris Tenggelam Saat Tinjau Rumah Rusak, Tanggul Darurat Mulai Dibangun di Lapang
Solidaritas Panglima Kupi Simpang Rangkaya bantu korban Bajir di Pucok Aleu Baktiya 
Rakyat Aceh Geram: Tiang Listrik Masih Tumbang, Banyak Daerah Masih Gelap Total, Tapi Bahlil Klaim “Listrik Normal 93% Persen” ke Presiden
Presiden Prabowo di Aceh: Sawah Rusak Akan Direhabilitasi, Hutang KUR Petani Berpotensi Dihapus
Istri Gubernur Aceh, Salmawati, Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sawang, Aceh Utara
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 00:44 WIB

Listrik Aceh Masih Gelap, Janji 93% Hanya di Atas Kertas: Warga Tuding Menteri ESDM dan Dirut PLN Beri Data Palsu kepada Presiden

Rabu, 10 Desember 2025 - 20:12 WIB

DISDIKBUD DAN PGRI ACEH UTARA SERAHKAN BANTUAN KE RUMOH RAYEUK LANGKAHAN 

Selasa, 9 Desember 2025 - 23:52 WIB

Bang Wan Toko Emas Papua Kembali Salurkan Bantuan ke Pengungsi Banjir di Bireun

Selasa, 9 Desember 2025 - 23:39 WIB

Kampung Suka Aceh Tamiang Hancur Akibat Bencana, Warga Butuh Bantuan Darurat

Selasa, 9 Desember 2025 - 19:45 WIB

Dirjen Perumahan RI dan Kadis Perkim Aceh Utara Nyaris Tenggelam Saat Tinjau Rumah Rusak, Tanggul Darurat Mulai Dibangun di Lapang

Berita Terbaru