Menteri Lingkungan Hidup Gencarkan Daur Ulang Plastik, Target Sampah Tuntas 2029

- Penulis

Rabu, 20 Agustus 2025 - 17:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq.[Ist]

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq.[Ist]

PELITANASIONAL | JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pemerintah tengah memperkuat upaya daur ulang plastik guna menekan persoalan sampah yang kian kompleks.

“Yang pertama, kami menekankan penggunaan kembali atau daur ulang. Tadi malam sudah bertemu dengan Menteri Perindustrian untuk membahas langkah bersama,” ujar Hanif di Jakarta, Senin (18/8/2025).

Ia menekankan, sampah plastik merupakan ancaman serius karena sulit terurai secara alami. Jika pun terurai, material tersebut berubah menjadi mikroplastik yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.

“Plastik sekali pakai menjadi problematik karena mengandung bahan berbahaya dan beracun,” katanya.

Sebagai langkah nyata, sejak 1 Januari 2025, Kementerian Lingkungan Hidup telah menghentikan impor scrap plastik. Selain itu, pemerintah mendorong tanggung jawab produsen untuk meminimalkan penggunaan plastik melalui skema extended producer responsibility (EPR).

“EPR yang sebelumnya bersifat sukarela sedang kami tingkatkan menjadi mandatori,” tegas Hanif.

Upaya ini sejalan dengan target penyelesaian tata kelola sampah pada 2029, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

“Presiden telah meminta agar persoalan sampah, termasuk plastik, selesai pada 2029. Landasan hukumnya kini sedang kami susun,” tambahnya.

Hanif juga mengungkapkan pihaknya mulai melakukan verifikasi awal di tiga daerah di Malang Raya untuk melihat kesiapan penerapan teknologi waste to energy. Program ini menargetkan daerah yang menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari.

“Peraturan presiden tentang waste to energy sudah selesai. Sampah bisa diubah menjadi energi, tapi langkah ini adalah opsi terakhir karena membutuhkan investasi besar dan persiapan matang,” ujarnya.

Menurut Hanif, pengolahan sampah menjadi energi akan efektif diterapkan di daerah dengan timbulan sampah tinggi, seperti Bantar Gebang, Jakarta. “Risikonya besar, tapi ini bisa menjadi solusi ketika kapasitas pengelolaan konvensional sudah tidak mampu lagi menampung,” tuturnya.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa Bahas Sinergi Pertahanan dan Keuangan dengan Kemhan
Erick Thohir Pimpin Rapat Persiapan SEA Games 2025 di Thailand
Lima Strategi AHY untuk Indonesia Siap Hadapi Tantangan Global
PRABU, Wadah Baru Supremasi Sipil: Dari Pra Deklarasi Menuju Gerakan Rakyat Bersatu
Menteri Dody: 14 Infrastruktur Jalan Terdampak Banjir di Bali Sudah Selesai Ditangani
Zulkifli Hasan: Koperasi Desa Merah Putih Jadi Motor Ekonomi Rakyat Aceh
Kapolres Aceh Utara Pimpin Anjangsana HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara
Tiga Bulan, Polisi Amankan 56 Tersangka dan 99 Kg Narkoba

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 09:57 WIB

Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa Bahas Sinergi Pertahanan dan Keuangan dengan Kemhan

Sabtu, 20 September 2025 - 23:56 WIB

Erick Thohir Pimpin Rapat Persiapan SEA Games 2025 di Thailand

Sabtu, 20 September 2025 - 23:48 WIB

Lima Strategi AHY untuk Indonesia Siap Hadapi Tantangan Global

Sabtu, 20 September 2025 - 23:13 WIB

PRABU, Wadah Baru Supremasi Sipil: Dari Pra Deklarasi Menuju Gerakan Rakyat Bersatu

Sabtu, 20 September 2025 - 22:51 WIB

Menteri Dody: 14 Infrastruktur Jalan Terdampak Banjir di Bali Sudah Selesai Ditangani

Berita Terbaru