Aceh Utara — Bencana banjir besar yang melanda Aceh Utara memasuki hari kritis. Hingga hari ini, dari total 27 kecamatan, hanya dua kecamatan yang tidak sepenuhnya terdampak. Selebihnya mengalami kerusakan parah, bahkan banyak warga kehilangan seluruh harta benda.
“Masyarakat kita harus mulai dari nol. Yang ada tinggal kolor, rumah hanyut semua,” kata Bupati Aceh Utara dalam laporan resmi yang diterima wartawan, Selasa (2/12/2025). Ia menegaskan bahwa kondisi di lapangan sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat.
Hingga kini, data korban terdampak belum lengkap. “Sampai sekarang belum terdeteksi semua. Ada desa-desa yang belum bisa dijangkau. Dan masyarakat masih kelaparan karena bantuan belum bisa masuk,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa medan yang terputus serta genangan tinggi membuat tim gabungan kesulitan menembus sejumlah lokasi. Banyak gampong masih terisolasi tanpa suplai logistik, air bersih, maupun layanan kesehatan.
Di sisi lain, upaya pemerintah daerah disebut telah dilakukan secara maksimal. Namun bencana yang begitu besar membuat kapasitas daerah tidak mencukupi.
“Sesuai kekuatan yang kita punya, Aceh Utara sudah bekerja maksimal. Tapi ini bencana luar biasa. Kita memang tidak sanggup,” ungkapnya.
Karena itu, ia kembali meminta perhatian khusus dari pemerintah pusat.
“Kami mohon kepada Bapak Presiden, kepada BNPB, kepada para menteri agar memberi perhatian khusus kepada Aceh Utara. Kondisi kami sangat memerlukan bantuan nasional,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, akses ke sejumlah wilayah masih terputus dan ribuan warga masih bertahan di tempat pengungsian darurat. Pemerintah berharap bantuan logistik, peralatan SAR, dan dukungan penuh dari pusat segera tiba untuk mempercepat penanganan bencana terbesar di Aceh Utara tahun ini.






