PELITANASIONAL | NTT – Gempa bumi magnitudo 3,1 mengguncang barat daya Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (24/8/2025) pukul 13.51 WIB. BMKG melaporkan pusat gempa berada di laut pada kedalaman 30 kilometer, sekitar 73 kilometer barat daya Alor.
Dampak Lingkungan
Gempa kecil ini tidak menimbulkan kerusakan besar. Namun, beberapa dampak tetap perlu diwaspadai. Getaran bawah laut dapat mengganggu sedimen dan biota, termasuk terumbu karang. Di pesisir, guncangan bisa memicu longsor kecil di tebing labil. Selain itu, struktur tanah di sekitar pantai dapat berubah sehingga memengaruhi vegetasi atau bangunan.
Risiko Tsunami
BMKG memastikan gempa 3,1 SR tidak berpotensi tsunami. Kekuatan gempa terlalu kecil untuk memicu pergeseran lempeng besar. Meski begitu, NTT tetap rawan karena berada di jalur Cincin Api Pasifik.
Kajian BPBD menunjukkan gempa di sesar naik Flores dengan magnitudo di atas 7,5 bisa memicu tsunami hingga tiga meter di Alor, Flores, dan Labuan Bajo. Jika gempa lebih besar terjadi di megathrust selatan Sumba, gelombang bisa melebihi tiga meter di Sumba, Kupang, dan Rote.
Imbauan BMKG
BMKG meminta masyarakat tetap waspada. Warga diimbau menjauhi bangunan retak, melaporkan retakan tanah, serta memperhatikan perubahan kualitas air. Edukasi evakuasi mandiri juga penting: segera menjauh dari pantai jika merasakan gempa kuat, tanpa menunggu sirene peringatan.
Kesimpulan
Gempa 3,1 SR di Alor tidak menimbulkan kerusakan serius. Namun, kejadian ini menjadi pengingat bahwa NTT sangat rentan terhadap gempa dan tsunami. Kesiapsiagaan masyarakat dan pemantauan lingkungan menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana.