Keuchik Kuta Blang Samadua Cabut Rekomendasi untuk PT Empat Pilar Bumindo

- Penulis

Rabu, 22 Oktober 2025 - 23:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ACEH SELATAN| PELITA NASIONAL – Pemerintah Gampong Kuta Blang, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, mengambil langkah tegas dengan mencabut surat rekomendasi yang sebelumnya diberikan kepada PT Empat Pilar Bumindo terkait izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi emas dan perak di wilayah setempat.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Nomor 541.13/601/2025 tertanggal 17 Oktober 2025, yang ditandatangani langsung oleh Pj. Keuchik Gampong Kuta Blang, Harmunis, S.Sos. Surat tersebut sekaligus menyatakan bahwa rekomendasi lama Nomor 541.13/516/2025 tanggal 27 Agustus 2025 tidak lagi berlaku.

Pemerintah gampong menjelaskan, pencabutan rekomendasi dilakukan setelah melalui proses musyawarah dan pertimbangan aspirasi masyarakat, mahasiswa, serta tokoh adat setempat. Mayoritas warga menolak keberadaan aktivitas pertambangan karena dikhawatirkan menimbulkan dampak lingkungan serius, terutama terhadap sumber air dan lahan pertanian di kawasan perbukitan Samadua.

“Setelah menimbang dinamika dan aspirasi masyarakat, Pemerintah Gampong menilai perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap seluruh aktivitas pertambangan di wilayah Kuta Blang. Pembangunan ekonomi tidak boleh mengorbankan keberlanjutan lingkungan hidup,” demikian tertulis dalam surat resmi tersebut.

Langkah tersebut menjadi wujud tanggung jawab moral dan sosial Pemerintah Gampong dalam menjaga keselamatan lingkungan serta menjamin hak masyarakat atas ruang hidup yang bersih dan lestari. Pemerintah Gampong juga menegaskan, arah kebijakan pembangunan lokal ke depan harus sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat, bukan semata-mata kepentingan korporasi.

Pemerintah Gampong Kuta Blang turut mendorong agar pengelolaan sumber daya alam di kawasan tersebut diarahkan pada Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang lebih ramah lingkungan serta memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga. Konsep ini dinilai sejalan dengan kebijakan Pemerintah Aceh dalam menata ulang perizinan sektor sumber daya alam dan menekan praktik eksploitasi yang merusak ekosistem.

“Kami ingin pembangunan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat, bukan yang meninggalkan kerusakan. Tambang rakyat yang diatur dengan baik lebih sesuai dengan semangat pemberdayaan ekonomi lokal,” ujar salah satu tokoh masyarakat Kuta Blang saat dimintai tanggapan.

Surat pencabutan rekomendasi tersebut juga ditembuskan kepada Camat Samadua, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Selatan, Bupati Aceh Selatan, Dinas ESDM Aceh, serta DPMPTSP Aceh sebagai laporan resmi dan penegasan sikap pemerintah gampong terhadap izin eksplorasi tambang di wilayahnya.

Langkah yang diambil Keuchik Kuta Blang ini mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan pemerhati lingkungan di Aceh Selatan. Mereka menilai keputusan tersebut menunjukkan kesadaran ekologis yang kuat dari pemerintah gampong, sekaligus menjadi contoh bagaimana otoritas desa mampu mengambil posisi berdaulat terhadap kepentingan luar yang berpotensi merugikan rakyat.

Dengan keputusan ini, Gampong Kuta Blang menjadi salah satu wilayah yang berani menolak dominasi korporasi tambang dan memilih jalur pembangunan berbasis masyarakat. Sebuah langkah kecil di tingkat lokal, namun membawa pesan besar tentang kedaulatan rakyat atas bumi dan lingkungan mereka sendiri.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Medan–Banda Aceh Segera Tersambung Kembali, Dua Jembatan Bailey Dipasang 24 Jam di Bireuen
Warga Aceh Utara Desak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Ungkap Temuan Penting Penyisiran Tim Gabungan
SPPG Paya Beurandang Salurkan Ribuan Porsi Makanan untuk Korban Banjir di Kecamatan Baktiya, Baktiya Barat, Meurah Mulia, dan Samudera
Pemerintah Kawal Pemulihan Sumatra: Dari Tanggap Darurat Hingga Rehabilitasi Menyeluruh
Banjir Tinggi Lumpuhkan Akses Jalan Medan–Banda Aceh di Syamtalira Aron, Warga Terjebak Hingga Dua Hari
Banjir Masih Rendam 57 Gampong di Tanah Luas, Warga Belum Terima Bantuan Sembako
Tanggul Sungai di Lhoksukon Jebol, Warga Gampong Kreung Lt Panik Dihantui Banjir
Banjir Aceh Utara: Ribuan Warga Terendam, Pemerintah Turun Tangan Salurkan Bantuan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 7 Desember 2025 - 12:29 WIB

Medan–Banda Aceh Segera Tersambung Kembali, Dua Jembatan Bailey Dipasang 24 Jam di Bireuen

Jumat, 5 Desember 2025 - 02:06 WIB

Warga Aceh Utara Desak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Ungkap Temuan Penting Penyisiran Tim Gabungan

Kamis, 4 Desember 2025 - 20:53 WIB

SPPG Paya Beurandang Salurkan Ribuan Porsi Makanan untuk Korban Banjir di Kecamatan Baktiya, Baktiya Barat, Meurah Mulia, dan Samudera

Rabu, 3 Desember 2025 - 17:26 WIB

Pemerintah Kawal Pemulihan Sumatra: Dari Tanggap Darurat Hingga Rehabilitasi Menyeluruh

Jumat, 28 November 2025 - 18:16 WIB

Banjir Tinggi Lumpuhkan Akses Jalan Medan–Banda Aceh di Syamtalira Aron, Warga Terjebak Hingga Dua Hari

Berita Terbaru