SABANG | PELITA NASIONAL — Di usia yang baru menginjak 17 tahun, Tgk. Muchtar Andhika mengemban tanggung jawab besar sebagai Imam Besar Masjid Al-Falah, Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Di tengah dunia yang sarat distraksi bagi generasi muda, Andhika memilih jalan penuh nilai spiritual dan pengabdian sosial.
Resmi ditunjuk sebagai imam pada 23 September 2023, Andhika menjadi sosok termuda yang memimpin jamaah dan membimbing umat di kota paling barat Indonesia itu. Perjalanannya dimulai dari posisi muazzin, lalu dipercaya sebagai wakil imam mendampingi gurunya, Abi H. Nazaruddin, S.Pd.I. Saat sang guru fokus membina pesantren dan jumlah santri terus meningkat, tongkat estafet kepemimpinan masjid pun diserahkan kepada Andhika.
“Ini amanah besar dari Allah yang harus dijaga. Kadang ada suka, kadang ada duka. Tapi kita harus sabar, karena ini bukan perkara ringan. Insya Allah, selama diniatkan karena Allah, semua akan terasa ringan,” ujar Andhika dengan nada tenang.
Putra asli Sabang ini menempuh pendidikan dasar di MIS Ujong Kareung, lalu melanjutkan ke SMPN 2 Sabang dan SMKN 1 Sabang. Saat ini, ia tengah menyelesaikan studi S1 Hukum Keluarga Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Nahdlatul Ulama Aceh.
Meski disibukkan dengan perkuliahan dan tugas sebagai imam, semangat Andhika dalam menuntut ilmu agama tak pernah surut. Ia juga aktif memperdalam ilmu syariah di Dayah Sirajul Munir Al-Aziziyyah, Gampong Cot Abeuk, Kota Sabang.
Lebih dari sekadar memimpin shalat, Andhika membawa misi besar: membangun generasi muda yang berakhlak dan berilmu. Ia berharap para pemuda dapat menjadi penerus ulama dan pemimpin umat di masa depan.
“Pemuda adalah kunci masa depan bangsa. Jangan biarkan lingkungan yang salah menentukan jalan kita. Kita harus siap melanjutkan estafet perjuangan generasi terdahulu,” tuturnya penuh semangat.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan budaya populer, sosok Tgk. Muchtar Andhika menjadi contoh nyata bahwa generasi muda tetap dapat berpegang teguh pada nilai-nilai religius. Ia membuktikan bahwa menjadi bagian dari Generasi Z bukan berarti jauh dari masjid, melainkan bisa menjadi garda terdepan dalam membimbing umat dan membawa perubahan positif di tengah masyarakat.






