Aceh Utara — Bencana banjir besar kembali melumpuhkan hampir seluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara pada Jumat (28/11/2025). Curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir membuat sejumlah sungai besar—Krueng Pase, Krueng Keureuto, Krueng Peutou, Krueng Pirak, Krueng Ajo, Krueng Sawang, Krueng Jambo Aye, hingga Krueng Nisam—meluap dan merendam ribuan rumah warga. Kondisi semakin parah setelah jaringan internet di banyak wilayah padam total sehingga menghambat proses evakuasi dan distribusi logistik ke lokasi pengungsian.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir melalui Surat Nomor 360/851/2025 yang ditandatangani Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, MM (Ayah Wa). Status ini berlaku selama 14 hari, mulai 25 November hingga 8 Desember 2025.
19 Kecamatan Terendam
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara per Rabu (26/11/2025) pukul 10.30 WIB, banjir telah merendam 19 kecamatan. Daerah yang paling parah di antaranya Baktiya, Lhoksukon, Tanah Jambo Aye, Seunuddon, dan Dewantara. Total desa terdampak mencapai ratusan titik.
“Sebagian besar akses jalan sudah terputus, jaringan internet hilang, dan beberapa kawasan tidak dapat dijangkau petugas,” kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Muntasir Ramli, dalam keterangan tertulisnya.
44 Ribu Lebih Mengungsi
BPBD melaporkan sebanyak 46.830 jiwa (17.742 KK) terdampak langsung banjir. Sementara itu, jumlah warga yang telah mengungsi mencapai 44.350 jiwa (14.713 KK) dan tersebar di sedikitnya 35 titik pengungsian.
Kelompok rentan juga tercatat dalam data resmi tersebut:
Ibu hamil: 64 jiwa
Balita: 490 jiwa
Lansia: 526 jiwa
Disabilitas: 12 jiwa
Kerusakan Meluas
Banjir turut menyebabkan kerusakan rumah warga dan infrastruktur penting. Data sementara mencatat:
Rumah rusak berat: 13 unit
Rusak sedang: 67 unit
Rusak ringan: 50 unit
Sawah terendam: 699 hektare
Tambak terendam: 571 hektare
Tanggul jebol: 9 lokasi
Jembatan putus: 1 unit (Jembatan Krueng Sawang)
Sejumlah warga mengaku belum menerima bantuan secara merata akibat terputusnya jaringan komunikasi dan sulitnya akses transportasi.
Kebutuhan Mendesak
BPBD menegaskan bahwa kebutuhan mendesak saat ini meliputi bantuan evakuasi, makanan pokok, logistik masa panik, dan alat berat untuk normalisasi aliran sungai serta perbaikan tanggul jebol.
“Sebagian lokasi masih terisolasi, petugas menggunakan perahu karet untuk menjangkau desa-desa terdampak,” kata Muntasir Ramli.
Hingga Jumat malam, hujan masih mengguyur beberapa wilayah, dan pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan longsor di kawasan perbukitan.






