Aceh Utara — Gelombang keresahan warga terus menguat setelah banjir besar sejak 26 November 2025 merendam 32.547 unit rumah di Kabupaten Aceh Utara. Di tengah upaya evakuasi dan pemulihan, muncul desakan keras dari masyarakat agar pihak kepolisian pusat turun tangan.
Warga Aceh Utara meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengungkap temuan penting hasil penyisiran tim gabungan—temuan yang diduga berkaitan erat dengan penyebab meluasnya bencana.
Dalam operasi penyisiran yang dilakukan bersama TNI, Polri, BPBD, dan relawan lokal di sepanjang aliran sungai dan kawasan hulu, tim menemukan indikasi kuat adanya aktivitas penebangan liar (illegal logging) dalam skala signifikan. Bukti-buktinya tampak jelas: mulai dari kayuan gelondongan, potongan balok, papan gergajian, hingga serpihan kayu yang masih baru, terbawa arus banjir dan menumpuk di sejumlah titik.
Yang paling mencurigakan, banyak kayu yang ditemukan memiliki bekas tebasan mesin potong (chainsaw) yang rapi dan segar bukan hasil tumbang alami.
“Ini bukan sekadar kayu terseret arus. Ini bukti yang harus diusut. Kami meminta Kapolri turun tangan langsung,” kata seorang warga Aceh Utara yang memantau penyisiran di wilayah Langkahan.
Warga menduga ada jaringan besar yang bermain di balik kerusakan hutan tersebut, mulai dari pelaku lapangan, cukong kayu, hingga kemungkinan adanya pihak yang selama ini diduga membekingi aktivitas ilegal di kawasan hulu.
Mereka meyakini bahwa penyebab banjir bukan hanya curah hujan ekstrem, tetapi kerusakan ekologis parah yang sudah lama dibiarkan terjadi. Ketika hutan gundul, air hujan tidak lagi terserap meluncur deras ke permukiman, merusak ribuan rumah, dan meruntuhkan jembatan serta infrastruktur.

Seorang wartawan Pasesatu.com berdiri di dekat tumpukan kayu gelondongan yang terbawa arus banjir di Aceh Utara. Kayu-kayu dengan bekas potongan rapi ini menjadi salah satu bukti dugaan aktivitas illegal logging di kawasan hulu yang memperparah dampak banjir.
Warga Aceh Utara kini menunggu langkah konkret dari Mabes Polri.
“Kami ingin Kapolri membuka temuan itu ke publik. Jangan sampai ini ditutup-tutupi. Ini menyangkut nyawa dan masa depan masyarakat Aceh Utara,” tegas warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, hasil penyisiran mendalam tim gabungan belum diumumkan secara resmi. Namun tekanan masyarakat semakin kuat agar Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun langsung dan membongkar siapa yang paling bertanggung jawab di balik kerusakan hutan yang memicu bencana ini.






