Haji Uma, Tokoh Aceh yang Banyak Diperagakan Saat Karnaval HUT RI ke-80

- Penulis

Minggu, 17 Agustus 2025 - 19:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Peserta Karnaval di Aceh memperagakan tokoh Aceh Haji Uma (Foto hasil tangkapan Tiktok)

Foto : Peserta Karnaval di Aceh memperagakan tokoh Aceh Haji Uma (Foto hasil tangkapan Tiktok)

PELITANASIONAL | BANDA ACEH – Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 berlangsung meriah di seluruh penjuru Serambi Mekah. Karnaval budaya dan parade rakyat menjadi salah satu momen yang paling dinantikan masyarakat untuk mengekspresikan kreativitas, rasa cinta tanah air, serta penghargaan terhadap tokoh-tokoh yang berjasa dan dekat dengan kehidupan rakyat.

Di Aceh, ada satu sosok yang menarik perhatian karena banyak diperagakan oleh peserta karnaval, yaitu Haji Uma, atau yang memiliki nama asli Sudirman. Tokoh ini bukan hanya dikenal sebagai anggota DPD RI asal Aceh, tetapi juga sebagai seniman, budayawan, dan pejuang aspirasi rakyat kecil yang kiprahnya melekat kuat dalam ingatan masyarakat.

Sosok Haji Uma di Mata Masyarakat

Haji Uma mulai dikenal luas sejak aktif dalam dunia seni dan budaya Aceh, khususnya melalui hikayat, seuramo, dan sandiwara berbahasa Aceh. Melalui medium ini, ia kerap menyampaikan kritik sosial, pesan moral, serta suara rakyat dengan gaya yang sederhana, humoris, dan menyentuh hati. Dari sinilah namanya meroket dan menjadi bagian dari identitas kultural masyarakat Aceh.

Tidak berhenti di dunia seni, Haji Uma kemudian melangkah ke ranah politik dengan terpilih sebagai anggota DPD RI. Di Senayan, ia tetap konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat Aceh, terutama mereka yang berasal dari kalangan bawah. Suaranya lantang, caranya blak-blakan, namun selalu disampaikan dengan nuansa khas Aceh yang membuat rakyat merasa dekat dengannya.

Mengapa Haji Uma Banyak Diperagakan di Karnaval?

Pada karnaval HUT RI ke-80, banyak peserta memilih menirukan gaya dan penampilan Haji Uma. Hal ini bukanlah kebetulan, melainkan cerminan bahwa ia telah menjadi ikon rakyat Aceh. Ada beberapa alasan utama mengapa sosok ini begitu populer untuk diperagakan:

Kedekatan dengan rakyat kecil – Haji Uma dianggap sebagai “suara orang kecil” yang berani menyuarakan apa adanya.

Ikon budaya Aceh – Penampilannya yang khas dengan kopiah hitam, pakaian sederhana, dan bahasa Aceh membuatnya mudah dikenali.

Sosok kritis namun jenaka – Melalui gaya bertuturnya yang penuh humor, ia mampu menyampaikan kritik dengan cara yang disukai masyarakat.

Representasi aspirasi Aceh – Dalam perayaan kemerdekaan, masyarakat ingin menunjukkan bahwa perjuangan tokoh lokal juga bagian dari narasi nasional.

Penampilan Haji Uma di Karnaval

Dalam pawai dan karnaval, peserta yang memperagakan Haji Uma biasanya tampil dengan atribut khas:

* Kopiah Putih yang melekat sebagai identitas     dirinya.

* Busana Putih yang sederhana namun penuh makna.

* Kain Redak di Leher menandakan Khas Aceh

* Parang (Golok) Di beberapa daerah, parang dipakai dalam upacara adat sebagai lambang keberanian, ketegasan, dan kemandirian.

* Sepeda Ontel gaya Khas haji Uma dalam film Empang Breuh

* Parodi hikayat atau pantun Aceh, yang dibawakan dengan gaya lantang khas Haji Uma.

Kadang disertai dengan simbol rakyat kecil seperti alat tani atau properti sederhana, untuk menegaskan kedekatannya dengan kehidupan masyarakat.

Penampilan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan refleksi sosial. Melalui figur Haji Uma, masyarakat diajak untuk mengingat kembali pentingnya tokoh yang mampu menyuarakan kepentingan rakyat di ruang-ruang formal, sekaligus menjaga budaya daerah agar tetap hidup.

Simbol Perpaduan Budaya dan Politik

Haji Uma bukan sekadar seorang politisi. Ia adalah simbol bagaimana budaya dan politik dapat berpadu demi membela rakyat. Dengan latar belakangnya sebagai seniman dan budayawan, ia mampu menempatkan diri di tengah masyarakat sebagai tokoh yang membumi, tidak berjarak, dan selalu hadir dengan gaya sederhana.

Kehadiran peraga Haji Uma di karnaval HUT RI ke-80 menjadi pengingat bahwa tokoh-tokoh lokal memiliki tempat istimewa dalam perjalanan bangsa. Mereka bukan hanya bagian dari sejarah Aceh, tetapi juga bagian dari mozaik besar Indonesia.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Saiful Bahri Terpilih sebagai Keuchik Cot Barat Tanah Luas Periode 2025–2031
Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III: Polri dan Pemerintah Dorong Ketahanan Pangan dari Aceh Utara hingga Papua
Bupati Aceh Utara Hadiri Acara Puncak Bulan Bakti Karang Taruna Aceh Utara
Aceh Utara Resmi Lantik 1.093 PPPK Formasi 2024, Dukungan Penuh dari K3S Tanah Luas dan Nibong
Bupati Aceh Utara Serahkan SK PPPK kepada 1.093 Pegawai, Ingatkan Tugas Utama Melayani Rakyat
Polres Aceh Utara Gagalkan Peredaran Ribuan Ekstasi di SPBU Geudong
Wakil Bupati Sampaikan Nota Keuangan Perubahan APBK 2025 dan Rancangan KUA-PPAS 2026 di Sidang Paripurna DPRK Aceh Utara
Puskesmas Meurah Mulia Bujuk Pasien Gangguan Jiwa hingga Bersedia Dirujuk ke RSU Cut Meutia

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 20:51 WIB

Saiful Bahri Terpilih sebagai Keuchik Cot Barat Tanah Luas Periode 2025–2031

Sabtu, 27 September 2025 - 11:44 WIB

Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III: Polri dan Pemerintah Dorong Ketahanan Pangan dari Aceh Utara hingga Papua

Jumat, 26 September 2025 - 11:10 WIB

Bupati Aceh Utara Hadiri Acara Puncak Bulan Bakti Karang Taruna Aceh Utara

Rabu, 24 September 2025 - 17:27 WIB

Aceh Utara Resmi Lantik 1.093 PPPK Formasi 2024, Dukungan Penuh dari K3S Tanah Luas dan Nibong

Rabu, 24 September 2025 - 09:54 WIB

Bupati Aceh Utara Serahkan SK PPPK kepada 1.093 Pegawai, Ingatkan Tugas Utama Melayani Rakyat

Berita Terbaru