Kekayaan Pejabat: Ketika Transparansi Jadi Pertunjukan

- Penulis

Senin, 27 Oktober 2025 - 04:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA  | PELITA NASIONAL — Di negeri yang konon menjunjung integritas, urusan harta pejabat sering kali berakhir seperti sandiwara sore. Ada tanya-tanya kecil tentang berapa banyak, dari mana asalnya, dan untuk siapa kekayaan itu berputar. Dan kali ini, Sri Mulyani sang Mantan Menteri Keuangan yang dikenal bersih pun tak luput dari sorotan ketika bicara soal hartanya di dalam dan luar negeri.

“Saya tidak tahu jumlahnya persis,” begitu kata Sri Mulyani dengan senyum tenang dalam sebuah wawancara. Kalimat sederhana itu mungkin terdengar biasa, tapi di telinga rakyat yang tiap hari menghitung harga beras dan elpiji, rasanya seperti ironi. Bagaimana mungkin seorang pejabat keuangan negara tak tahu pasti berapa total hartanya sendiri? Mungkin bukan tak tahu  mungkin hanya tak mau dihitung di hadapan kamera.Ia menjelaskan tentang tanah warisan suami di Tangerang, cicilan rumah di Depok, dan gaji dolar semasa menjabat di IMF. Semua terdengar rapi, sistematis, dan tentu “legal”. Tapi di luar layar, rakyat kecil yang menonton cuma bisa menghela napas panjang: betapa mulusnya hidup jika punya karier di lembaga internasional  tak seperti petani yang menunggu panen sambil menunggu janji.

Sri Mulyani bilang, keterbukaan soal kekayaan adalah hal yang wajar dan patut diapresiasi. Tapi di negeri yang laporan LHKPN-nya sering cuma jadi formalitas, keterbukaan kadang lebih mirip kosmetik daripada keberanian. Orang kaya memang bisa jujur, sebab mereka punya cara untuk membuat kekayaan terlihat sah. Sementara rakyat kecil? Bahkan untuk bertahan hidup, mereka harus berbohong pada diri sendiri bahwa semua ini masih bisa diperbaiki.Lucunya, ketika pejabat bicara soal “akuntabilitas”, mereka sering lupa bahwa di luar gedung kementerian, jutaan rakyat masih antre beras  dan listrik subsidi. Ketika mantan menteri bicara tentang tabungan dolar, rakyat hanya bisa menabung sabar dan doa. Ironi yang terlalu indah untuk dibiarkan tanpa tawa getir.

Tentu, Sri Mulyani bukan satu-satunya. Ia hanya simbol dari wajah kekuasaan  yang percaya bahwa penjelasan panjang lebar bisa menenangkan kegelisahan publik. Padahal, yang dibutuhkan bukan pidato, tapi perasaan. Rakyat ingin melihat pejabat yang hidup sederhana, bukan pejabat yang berkilau di depan kamera tapi bersembunyi di balik pasal-pasal pajak internasional.Kalau kekayaan pejabat hanya jadi tontonan, maka transparansi telah gagal. Ia berubah jadi panggung sandiwara  di mana aktornya bicara tentang kejujuran, tapi naskahnya ditulis oleh kepentingan. Dan di bangku penonton, rakyat masih menunggu kapan panggung itu berhenti, dan kapan kebenaran benar-benar tampil apa adanya.

Pertanyaan tentang harta pejabat seharusnya bukan sekadar soal angka, tapi soal nurani. Karena di tengah kemewahan yang dibungkus kata “transparansi”, rakyat masih bertarung dengan kemiskinan yang tak pernah disorot kamera. Dan mungkin, di sanalah letak kemiskinan paling sejati  ketika kejujuran menjadi barang mewah yang tak semua pejabat sanggup memilikinya.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Polri Ikut Uji Publik Monev Keterbukaan Informasi 2025, Bukti Komitmen Transparansi
Indonesia–Australia Perkuat Kerja Sama Keamanan Melalui Perjanjian Bilateral
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Hari Pahlawan 2025
Dalam Sunyi Tengah Malam, Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci di Kalibata
Prabowo Subianto: Kekuasaan Bukan Tujuan, Melainkan Alat untuk Berbuat Baik
Kementerian PU Optimalkan Bendung Wampu Dukung Konversi Lahan Sawit ke Pertanian di Langkat
Presiden Lantik Komite Percepatan Reformasi Polri di Istana Negara
ANTISIPASI CUACA EKSTREM AKHIR 2025, KEMENTERIAN PU MOBILISASI 5.755 ALAT BERAT DAN RIBUAN PERSONEL SIAGA BENCANA
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 04:18 WIB

Polri Ikut Uji Publik Monev Keterbukaan Informasi 2025, Bukti Komitmen Transparansi

Rabu, 12 November 2025 - 04:03 WIB

Indonesia–Australia Perkuat Kerja Sama Keamanan Melalui Perjanjian Bilateral

Senin, 10 November 2025 - 21:33 WIB

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Hari Pahlawan 2025

Senin, 10 November 2025 - 11:34 WIB

Dalam Sunyi Tengah Malam, Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci di Kalibata

Sabtu, 8 November 2025 - 21:59 WIB

Prabowo Subianto: Kekuasaan Bukan Tujuan, Melainkan Alat untuk Berbuat Baik

Berita Terbaru