ACEH UTARA (Pelita Nasional) — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turun langsung menangani pemulihan pascabencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Utara sejak 26 November 2025 lalu.
Deputi dan Tenaga Ahli BNPB, Brigadir Jenderal TNI Asep Dedi Darmadi, telah berada di Kecamatan Langkahan selama beberapa hari terakhir guna memastikan percepatan pemulihan berjalan optimal.
Kehadiran BNPB di lokasi terdampak bertujuan memulihkan infrastruktur vital, membuka kembali akses wilayah yang sempat terisolasi, serta memastikan distribusi logistik dan layanan dasar bagi masyarakat terdampak banjir.
“BNPB hadir sebagai rumah pemulihan bencana dan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah,” ujar Brigjen Asep Dedi Darmadi kepada wartawan, Selasa (23/12/2025), di sela kegiatan pembersihan lingkungan Dayah Darul Huda Lueng Angen, Kecamatan Langkahan, bersama personel Zipur 5 Jawa Timur.
Dalam beberapa hari terakhir, BNPB memusatkan koordinasi lapangan di Kantor Koramil 29 Langkahan, wilayah kerja Kodim 0103 Aceh Utara, Korem 011/Lilawangsa. Sejumlah titik krusial yang menjadi penghubung aktivitas masyarakat menjadi prioritas utama penanganan.
Salah satunya adalah kawasan terisolir di Gampong Krueng Lingka, jalur penghubung Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur. BNPB berkolaborasi dengan Satgas Bencana Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Kementerian PUPR untuk mengatasi genangan air setinggi satu meter yang menutup akses jalan utama sejak banjir bandang terjadi.
Upaya percepatan penanganan di Kecamatan Langkahan menunjukkan progres signifikan. BNPB menggandeng unsur TNI dari Satuan Kavaleri Yonif 111 Lhokseumawe serta Satuan Zipur 5 Jawa Timur untuk membuka kembali akses transportasi dan mempercepat normalisasi wilayah.
“Kami menargetkan pemulihan secepat mungkin. Saat ini prioritas utama adalah infrastruktur dan fasilitas vital yang menunjang aktivitas masyarakat Langkahan,” tegas Asep Dedi.
Adapun progres pekerjaan meliputi pengentasan genangan air yang mengisolasi jalur Aceh Utara–Aceh Timur, pembersihan lumpur setinggi lutut di lintasan jalan utama, perbaikan jalan penghubung antar desa.

Pembangunan tenda hunian darurat, pendataan sumur bor, penentuan lokasi hunian sementara (Huntara), serta penyaluran sandang, pangan, dan peralatan pendukung.
Selain infrastruktur, BNPB juga melakukan evaluasi langsung terhadap kondisi warga terdampak dengan meninjau barak pengungsian serta posko kesehatan.
“BNPB mampu menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses pemerintah daerah. Untuk suplai logistik, kami juga mengerahkan helikopter, mengingat akses menuju Langkahan sempat lumpuh total,” jelasnya.
Brigjen Asep Dedi berharap dukungan pemerintah daerah terus diperkuat, terutama dalam penyediaan alat berat untuk mengeruk endapan lumpur sisa banjir bandang.
“Jalan sudah kembali normal dan aktivitas warga mulai berjalan lancar. Ini menjadi fokus utama pemulihan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa wilayah Buket Leubeh Linteueng dan Lubok Pusaka masih dalam tahap pemulihan lanjutan dengan ketebalan endapan lumpur mencapai 80 sentimeter.
BNPB memastikan kebutuhan dasar para korban banjir akan dipenuhi secara merata dan bertahap.
“Seluruh personel yang terlibat harus dekat dengan masyarakat dan menjalankan tugas kemanusiaan dengan penuh tanggung jawab,” pungkasnya. (GP)






