Aceh Utara –Dugaan penyelewengan dalam penyaluran gas LPG 3 kilogram di Desa Meunasah Geudong, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, mencuat setelah warga mengeluhkan tidak meratanya pendistribusian gas subsidi di salah satu pangkalan setempat.
Di tengah kondisi banjir yang masih melanda wilayah tersebut, warga semakin kesulitan memperoleh LPG subsidi untuk kebutuhan memasak. Kayu bakar yang biasanya digunakan telah basah dan terendam air, membuat gas menjadi satu-satunya pilihan.
Menurut sejumlah warga, truk distributor mengantarkan sekitar 100 tabung LPG ke pangkalan berinisial S.M.K. pada Selasa malam. Namun hanya sekitar 50 tabung yang dibagikan kepada masyarakat, meski warga sudah mengantre sejak pukul 17.00 WIB.
“Saya sudah antre dari jam lima sore sampai setelah Magrib. Tapi gas yang dibagikan cuma setengah dari jumlah yang tiba. Kami lihat sendiri truk menurunkan satu rit penuh, tapi yang dibagi ke warga hanya sebagian,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya.
Warga menduga sebagian tabung lainnya tidak disalurkan secara terbuka dan disimpan di rumah pemilik pangkalan. Dugaan ini semakin menimbulkan kekecewaan, mengingat LPG bersubsidi seharusnya disalurkan tepat sasaran dan sesuai ketentuan pemerintah.
“Ini sudah banjir, kami sangat butuh gas. Tapi kalau ada permainan seperti ini, kami yang susah makin susah,” keluh warga lainnya.
Masyarakat meminta pemerintah daerah, Pertamina, Dinas Perdagangan, serta aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan pemeriksaan. Mereka berharap adanya pengecekan langsung ke pangkalan, audit stok, dan memastikan tidak terjadi penimbunan atau penyimpangan distribusi.
“Kalau benar ada penyimpangan, harus ditertibkan. Jangan sampai masyarakat dirugikan di tengah bencana seperti ini,” tambah warga lain.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak media masih berupaya mengonfirmasi pemilik pangkalan serta distributor LPG terkait dugaan penyelewengan tersebut.






