Riyadh (PN) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, meminta negara-negara di dunia untuk mendukung pembentukan negara Palestina. Pangeran Faisal mendorong negara-negara yang secara pribadi telah menyuarakan kesediaan mengakui negara Palestina, untuk melakukannya secara terbuka.
“Kepada negara-negara yang secara pribadi telah menyatakan kesediaan untuk melakukan hal ini, saya mendorong Anda untuk mengambil langkah penting ini secara terbuka,” ujar Pangeran Faisal dalam tulisan opini pada media terkemuka Financial Times, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (3/10/2024).
“Sekarang adalah waktunya untuk berdiri di sisi yang benar dalam sejarah,” cetusnya.
Pernyataan ini disampaikan beberapa hari setelah Pangeran Faisal mengumumkan peluncuran koalisi internasional terbaru, yang berupaya menerapkan solusi dua negara setelah upaya internasional selama beberapa dekade berujung kegagalan, hingga membawa kawasan Timur Tengah di ambang perang besar-besaran.
Aliansi Global untuk Implementasi solusi dua negara diresmikan dalam pidato Pangeran Faisal pada pertemuan di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), pekan lalu. Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Norwegia hadir dalam pertemuan itu.
“Menentukan nasib sendiri adalah hak yang tidak bisa dicabut, yang tidak hanya layak tapi juga berhak diterima rakyat Palestina. Para diplomat kami telah bekerja tanpa kenal lelah bersama-sama dengan negara-negara lainnya untuk menjamin pengakuan atas Palestina sebagai negara berdaulatan secara global,” sebutnya.
Menyoroti perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza, Pangeran Faisal mengatakan dunia perlu menyadari pentingnya gencatan senjata segera, dan memperingatkan bahwa perang regional bisa dengan mudah terjadi.
Satu-satunya cara untuk mewujudkan stabilitas di kawasan, menurut Pangeran Faisal, adalah dengan mencapai solusi dua negara yang memungkinkan Palestina dan Israel hidup berdampingan.
Dia kemudian menegaskan kembali pernyataan putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), soal perjuangan Palestina berada di garis depan kekhawatiran Saudi.
“Arab Saudi tanpa kenal lelah akan berupaya mewujudkan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa persyaratan ini,” tegas Pangeran Faisal.
“Pembentukan negara Palestina yang merdekalah yang akan memberikan manfaat yang kita cari: keamanan regional, integrasi dan kemakmuran,” ujarnya.
Pangeran Faisal: Keamanan Israel Akan Datang dari Pengakuan Hak Palestina
Perang terbaru pecah antara Israel dan Lebanon pekan ini, saat perang masih berkecamuk di Jalur Gaza. Pangeran Faisal mengingatkan bahwa perdamaian tidak akan bisa dibangun atas dasar pendudukan dan kebencian.
“Keamanan sejati bagi Israel akan datang dari pengakuan hak-hak sah rakyat Palestina,” cetusnya.
Lebih lanjut, Pangeran Faisal memperingatkan bahwa hambatan untuk perdamaian bukan berasal dari rakyat Palestina dan Israel yang ingin hidup berdampingan.
“Melainkan dari kelompok radikal dan penghasut perang di kedua belah pihak, yang menolak resolusi yang adil dan berusaha menyebarkan konflik ini ke seluruh kawasan dan sekitarnya,” ucapnya.
Ke depan, menurut Pangeran Faisal, Otoritas Palestina harus mengendalikan baik Tepi Barat maupun Jalur Gaza.
Pangeran Faisal Kritik Israel Persulit Prospek Negara Palestina Berdaulat
Dalam tulisannya, Pangeran Faisal juga melontarkan kritikan terhadap kebijakan Israel dan perang melawan Palestina selama beberapa dekade.
“Sudah lama menjadi jelas bahwa pertahanan diri bukanlah tujuan utama Israel dalam perang ini. Sebaliknya, tampaknya tujuannya adalah untuk memusnahkan kondisi kehidupan yang bermartabat selama beberapa dekade mendatang,” sebutnya.
Menurut Pangeran Faisal, Israel telah menciptakan kenyataan yang mengurangi prospek negara Palestina yang berdaulat.
“Kekerasan hari mereka hanya memperburuk ketegangan dan mengikis kepercayaan, membuat negosiasi diplomatik semakin sulit, memperpanjang penderitaan kedua belah pihak, dan mendorong kawasan ini semakin dekat ke perang yang lebih luas,” katanya.
Selain pengakuan negara Palestina, menurut Pangeran Faisal, dibutuhkan juga akuntabilitas yang sejalan dengan opini Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyatakan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal dan semua negara tidak boleh memberikan bantuan atau dukungan untuk itu.
Terakhir, Pangeran Faisal menyerukan penerapan hukuman terhadap siapa saja yang berupaya melemahkan negara Palestina, dan insentif untuk mereka yang mendukungnya.
“Negara Palestina adalah prasyarat bagi perdamaian, bukan produk sampingan. Ini adalah satu-satunya jalan yang bisa membawa kita keluar dari siklus kekerasan dan menuju masa depan di mana Israel dan Palestina dapat hidup damai, dengan keamanan dan saling menghormati. Jangan kita tunda lagi,” cetusnya.
Sumber : Detik.com