Aceh Utara (PN)– Warga di wilayah timur Aceh Utara mengeluhkan kelangkaan gas LPG bersubsidi yang terus terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi ini memicu keresahan di kalangan masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil yang sangat bergantung pada gas LPG untuk aktivitas sehari-hari.
Kelangkaan gas LPG ukuran 3 kg yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, terutama golongan ekonomi rendah, menyebabkan harga di pasaran melonjak drastis. Beberapa warga mengaku terpaksa membeli dengan harga lebih dari Rp 30.000 per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Salah seorang warga, Mita (39), yang sehari-hari berjualan gorengan, mengaku kewalahan dengan sulitnya mendapatkan gas LPG. “Sudah sepekan ini kami susah sekali mendapatkan gas LPG, kalau pun ada, harganya mahal sekali. Ini sangat memberatkan kami yang usaha kecil,” ujarnya.
Masyarakat meminta pemerintah daerah, terutama Pemkab Aceh Utara, untuk segera turun tangan mengatasi kelangkaan ini. Mereka berharap adanya solusi jangka pendek dan jangka panjang, serta pengawasan ketat terhadap distribusi LPG bersubsidi agar tepat sasaran.
“Kami minta Pemkab jangan tutup mata dengan masalah ini. Jika dibiarkan, dampaknya akan luas, terutama bagi usaha kecil yang bergantung pada gas LPG ini,” ungkap Murni (35), seorang ibu rumah tangga yang juga merasa terdampak.
Pihak pemerintah daerah sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan tersebut. Namun, masyarakat berharap Pemkab segera melakukan langkah konkret, seperti menambah pasokan atau memperbaiki distribusi agar kelangkaan gas LPG ini dapat segera teratasi.