Jakarta (PN) – Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 29 warga Palestina. Suara sirene peringatan terdengar di Israel selatan menyusul peluncuran roket oleh militan dari wilayah tersebut.

Menurut laporan dari Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (5/10/2024), peluncuran roket baru ini menunjukkan bahwa faksi-faksi militan yang dipimpin Hamas di Gaza masih mampu meluncurkan serangan meskipun Israel terus melakukan serangan udara dan operasi darat selama setahun terakhir.

Pada Jumat (4/10) waktu setempat, militer Israel melaporkan bahwa sirene peringatan berbunyi di wilayah selatan Israel untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.

“Hampir setahun setelah 7 Oktober, Hamas masih mengancam warga sipil kami dengan terorisme mereka, dan kami akan terus bertindak melawan mereka,” kata pihak militer Israel, merujuk pada serangan besar-besaran Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu konflik di Gaza.

Sebelumnya, militer Israel juga melancarkan serangan ke wilayah Tepi Barat, kali ini menargetkan kamp pengungsi Tulkarm. Sedikitnya 18 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, termasuk seorang komandan Hamas yang memimpin jaringan di Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan Israel di kamp pengungsi Tulkarm pada Jumat (4/10/2024) menyebabkan 18 korban jiwa.

Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan udara mereka menewaskan Zahi Yaser Abd al-Razeq Oufi, komandan Hamas di Tulkarm.

Kekerasan di Tepi Barat semakin meningkat sejak perang di Jalur Gaza dimulai, dengan operasi militer Israel dilakukan hampir setiap hari, termasuk penangkapan massal dan bentrokan bersenjata yang rutin terjadi antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Palestina.

Sumber: Detik.com