Ketua DPRK Aceh Utara Tegaskan Transparansi HGU: Jangan Sampai PAD dan Pajak Hilang

- Penulis

Jumat, 15 Agustus 2025 - 21:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelitanasional.com, Aceh Utara – Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali, menegaskan sikap tegas DPRK terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU), terutama setelah masa berakhirnya HGU dari beberapa perusahaan di daerah ini. Pernyataan ini disampaikannya hari ini, Jumat (15/8), saat wawancara di Gedung DPRK Aceh Utara usai memimpin rapat.

“Kalau ada lahan yang berkurang atau tidak tercatat saat perpanjangan HGU, DPRK akan bertindak tegas. Lahan tersebut harus dikembalikan ke negara. Jangan sampai ada pihak diuntungkan, sementara pajak dan PAD tidak masuk ke daerah,” tegas Arafat Ali di hadapan sejumlah wartawan.

Pansus DPRK saat ini telah bekerja, mengumpulkan dokumen, memverifikasi status HGU, dan memanggil pihak terkait. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa perpanjangan HGU sesuai prosedur hukum, memenuhi kewajiban sosial, membayar pajak, dan berkontribusi pada masyarakat sekitar.

Berakhirnya HGU delapan perusahaan menjadi momentum strategis bagi pemerintah daerah dan lembaga pertanahan untuk melakukan verifikasi administratif, memastikan tidak ada tumpang tindih dengan klaim masyarakat, dan menilai apakah lahan telah memberikan manfaat ekonomi bagi daerah. Jika HGU tidak diperpanjang, lahan dapat dialokasikan untuk reforma agraria, pertanian masyarakat, atau proyek publik.

Arafat Ali menegaskan bahwa hasil kerja pansus akan disampaikan secara terbuka kepada publik, sehingga masyarakat mengetahui status lahan dan kepastian hukumnya. Selain itu, DPRK Aceh Utara akan melakukan pengawasan jangka panjang untuk memantau dampak ekonomi dan lingkungan dari pengelolaan HGU hingga seluruh proses administrasi selesai.

“Transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan masyarakat adalah prinsip kami. Tidak ada toleransi bagi pihak yang memanfaatkan celah administratif atau mengurangi HGU. Semua harus jelas dan berpihak pada rakyat Aceh Utara,” pungkas Ketua DPRK.

Langkah ini diharapkan dapat mencegah konflik lahan baru, menjaga keberlanjutan lahan, dan memastikan pajak serta PAD tetap masuk ke daerah, sekaligus mendorong pengelolaan agraria yang lebih adil dan berkelanjutan

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel pelitanasional.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Prajurit TNI Dirikan Tenda Darurat BNPB untuk Korban Banjir di Gampong Kreung Lingka, Langkahan
Pascabanjir di Kabupaten Bener Meriah, Warga Keluhkan Sembako dan Gas LPG Langka
Muspika Paya Bakong Tegaskan Bendungan Keureuto Aman, PT Brantas Abipraya Pastikan Longsor Tak Ganggu Struktur Bendungan
Mengapa Jembatan Darurat Teupin Redeup, Bireun – Lhokseumawe Lambat Selesai
Korban Banjir Aceh Tamiang Butuh Papan dan Perlengkapan Sekolah
Menko Pangan Turun ke Lokasi Banjir Lapang, Ayahwa Dorong Bantuan Hunian Sementara
Akses Darat Terputus, Bantuan ke Alur Jambu Aceh Tamiang Mendesak Disalurkan via Helikopter
Warga Tamiang Memohon Pemda Segera Salurkan Bantuan ke Tiga Desa Terdampak Banjir
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 21 Desember 2025 - 19:59 WIB

Prajurit TNI Dirikan Tenda Darurat BNPB untuk Korban Banjir di Gampong Kreung Lingka, Langkahan

Rabu, 17 Desember 2025 - 14:36 WIB

Pascabanjir di Kabupaten Bener Meriah, Warga Keluhkan Sembako dan Gas LPG Langka

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:23 WIB

Muspika Paya Bakong Tegaskan Bendungan Keureuto Aman, PT Brantas Abipraya Pastikan Longsor Tak Ganggu Struktur Bendungan

Minggu, 14 Desember 2025 - 20:51 WIB

Mengapa Jembatan Darurat Teupin Redeup, Bireun – Lhokseumawe Lambat Selesai

Minggu, 14 Desember 2025 - 18:15 WIB

Korban Banjir Aceh Tamiang Butuh Papan dan Perlengkapan Sekolah

Berita Terbaru