JAKARTA | PELITA NASIONAL — Di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan iklim, sektor pertanian Indonesia menunjukkan hasil positif. Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman dan Sudaryono bergerak cepat, terukur, dan berpihak langsung pada petani.
Sinergi ini memadukan visi strategis dan eksekusi lapangan. Mentan Amran mengambil kebijakan dengan presisi, sementara Wamentan Sudaryono memastikan kebijakan tersebut dirasakan langsung oleh petani.
“Kalau kita kompak, program cepat jalan dan hasilnya langsung dirasakan rakyat. Ini bukan hanya soal kebijakan, tapi soal keberpihakan pada petani,” ujar Mentan Amran.
Amran menilai Sudaryono sebagai “energi baru” Kementan sosok muda yang gesit dan penuh inisiatif. Sudaryono menegaskan, mandatnya adalah memastikan kecepatan eksekusi seiring ketepatan sasaran.
Sejumlah agenda prioritas dijalankan simultan: Optimasi Lahan (Oplah), peningkatan pupuk bersubsidi, percepatan tanam, dan penguatan infrastruktur pertanian di sentra pangan. Peran Wamentan sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog juga memperkuat rantai pasok dan stabilitas harga.
Hingga April 2025, Bulog menyerap 2,7 juta ton gabah, sementara produksi beras nasional Januari–Mei mencapai 16,62 juta ton, naik 1,83 juta ton dibanding periode sama tahun sebelumnya. Proyeksi stok beras nasional mencapai 3,3 juta ton, tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Duet Amran–Sudaryono membuktikan bahwa swasembada pangan bukan sekadar cita-cita, melainkan hasil kerja nyata yang memadukan visi strategis, eksekusi cepat, dan kedekatan dengan petani, menjadikan pertanian Indonesia lebih stabil dan berdaya saing.






