Pelita nasional.com– Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Kabupaten Aceh Utara, Kamaruddin, menggelar diskusi intensif dengan para koordinator BRA kecamatan dan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Balai Desa Meunasah Geudong, Kecamatan Meurah Mulia, Sabtu (25/10/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pendataan anggota BRA, memperkuat kelembagaan, dan terus merawat perdamaian Aceh yang telah berusia 20 tahun.
Diskusi dan Pendataan Lapangan
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini dihadiri sekitar 50 peserta, termasuk koordinator kecamatan dari berbagai wilayah Aceh Utara. Para peserta berdiskusi tentang pendataan anggota BRA, pembaruan profil mantan kombatan, serta strategi meningkatkan soliditas internal lembaga.
Salah satu koordinator kecamatan, Romi, menyampaikan: “Dengan pembenahan data ini, kami bisa lebih mudah mengidentifikasi kebutuhan anggota, memberikan bantuan sosial, serta memastikan program BRA tepat sasaran.”
Penguatan Kelembagaan dan Perdamaian
Kamaruddin menekankan bahwa penguatan kelembagaan bukan hanya sekadar administrasi, tetapi juga mencakup pembinaan mental dan sosial bagi mantan kombatan, agar nilai-nilai perdamaian tetap terjaga. Sebelum akhir tahun 2025, BRA Kabupaten Aceh Utara menargetkan kunjungan ke seluruh kecamatan melalui program ‘Saweu Kecamatan’ untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat komunikasi antarkoordinator.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut atas Instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, terkait penguatan kelembagaan BRA di tingkat kabupaten dan kota. Kamaruddin menegaskan: “BRA lahir dari proses damai. Kami harus tetap hadir di tengah masyarakat, memastikan nilai-nilai perdamaian hidup, dan menjalankan instruksi pemerintah daerah dengan penuh tanggung jawab.”
Sesi Tanya Jawab dan Masukan Peserta
Selain diskusi, kegiatan juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pendataan lapangan, di mana peserta secara aktif memberikan masukan terkait perbaikan sistem pendataan dan program reintegrasi.
Dengan langkah ini, BRA Aceh Utara berharap dapat menjadi lembaga yang lebih efektif, membantu mantan kombatan berintegrasi dengan masyarakat, dan memastikan perdamaian Aceh tetap kokoh di masa depan.






