Aceh Besar | PELITA NASIONAL — Harga semen di Aceh kembali menjadi sorotan publik. Padahal pabrik PT Solusi Bangun Andalas (SBA) beroperasi langsung di Lhoknga, Aceh Besar, namun harga semen di pasar lokal justru lebih mahal dibandingkan Sumatera Utara.
“Semen dikirim ke Medan dan kembali lagi ke Aceh malah lebih murah. Ini benar-benar membingungkan. Apakah pabriknya memang hanya untuk mengirim keuntungan ke luar daerah?” ujar Saleh sambil menatap manajemen PT SBA.
Saleh menilai distribusi dan pengawasan harga yang amburadul ini menunjukkan lemahnya komitmen perusahaan terhadap konsumen lokal. Bahkan kapasitas produksi yang seharusnya bisa dimaksimalkan, belum dimanfaatkan secara optimal. Belum lagi persoalan penggerukan klinker di pelabuhan yang dianggap tidak tertata rapi.
“Kalau begini terus, industri semen Aceh tidak akan pernah bersaing. Untung besar, harga tinggi, rakyat Aceh yang menanggung,” tegas Saleh.
Bupati Aceh Besar Angkat Kekecewaan
Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (Syech Muharram), turut menyoroti praktik perusahaan. Menurutnya, Aceh Besar memiliki sumber daya bahan baku melimpah, seperti batu kapur dan pozzolan, namun kapasitas pabrik PT SBA tetap kecil.
“Aceh punya semua bahan baku, tapi produksi semen tetap terbatas. Di daerah lain, pabrik besar, produksi tinggi, harga lebih murah. Jangan sampai rakyat Aceh dijadikan pasar mahal,” kritik Bupati tajam.
Bupati juga menyoroti program CSR perusahaan yang dianggap tidak merata. Menurutnya, CSR harus langsung dirasakan masyarakat, bukan menunggu proposal yang sering kali tidak merata antar desa.
“Kalau CSR cuma menunggu proposal, ada desa yang aktif, ada yang tidak. Akibatnya, masyarakat kecil tetap dirugikan. Ini jelas tidak adil,” kata Syech Muharram.
Publik Tuntut Perbaikan
Kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ini diharapkan menjadi momentum pembenahan industri semen Aceh. Publik menuntut agar PT SBA tidak hanya mengejar keuntungan besar, tetapi juga memenuhi tanggung jawab sosial dan ekonomi terhadap masyarakat lokal.
“Investasi boleh, tapi kesejahteraan rakyat jangan dilupakan. Harga wajar dan CSR yang nyata harus menjadi prioritas,” ujar seorang tokoh masyarakat Aceh Besar.
Jika manajemen PT SBA tidak segera melakukan perbaikan, bukan tidak mungkin perusahaan akan menghadapi sorotan lebih tajam dari DPR RI dan kehilangan kepercayaan publik.






